logo caroline red
menu

Beli Mitsubishi Outlander PHEV? Pahami Dulu Syaratnya!

author-image
Caroline.id | 10 Feb 2020
Share
share-mobil
Detail Article

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) di tahun 2019 lalu meluncurkan mobil berteknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) di Tanah Air, yakni Mitsubishi Outlander PHEV. Mobil ini sebagai jawaban pabrikan berlogo tiga berlian itu untuk dapat memenuhi kebutuhan akan mobil ramah lingkungan.

Sedikit mengulas lebih dalam, Mitsubishi Outlander PHEV hadir dengan teknologi yang menggabungkan antara mesin bensin konvensional dengan motor listrik, yang pengisian daya listriknya dapat dilakukan ketika mobil bergerak, maupun bisa di charge via power outlet yang disimpan ke dalam baterai. Dari sisi perawatan pun tak jauh berbeda dengan mobil bermesin konvensional.

Budiarto, Departement Head Technical Service Sales and Marketing Division PT MMKSI menjelaskan, untuk perawatan Outlander PHEV tidak ada yang spesial, perawatan mesinnya dilakukan seperti mesin pada umumnya.

Mitsubishi Outlander PHEV saat digunakan untuk mengisi daya listrik perabot rumah tangga

"Intinya itu, perawatan tidak berbeda, karena jadwal pergantian oli mesin itu kita samakan saja dengan mobil pada umumnya," ujar Budiarto ketika berbincang dengan CAROLINE.id di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (7/2/2020).

Selain itu, Budi juga memaparkan bahwa usia baterai yang saat ini digunakan, jika penggunaan dilakukan secara normal dapat bertahan hingga di atas 10 tahun.

Pengisian Daya Baterai Mitsubishi Outlander PHEV

"Perawatan untuk Outlander PHEV ini jadwalnya sama saja kita tetapkan 10.000 kilometer. Kita kalau hitungan maintenance itu 10.000, maksimal 6 bulan sekali, mana yang tercepat. Warranty kita tetapkan juga sama saja," beber Budi.

Lebih lanjut Budi pun menjelaskan, buat konsumen yang ingin memiliki mobil ini pun ngga perlu takut atau pun ribet dalam pengisian dayanya. Karena pengisian motor listrik bisa dilakukan melalui sumber listrik eksternal seperti di rumah maupun kantor.

"Kalau pengisian itu bisa dilakukan di mana saja, seperti di rumah. Namun dengan daya listrik setidaknya mencapai 3.600 watt. Biasanya pemilik mobil jenis PHEV itu daya listriknya di atas itu," beber Budiarto.

Budi menerangkan, jika diumpamakan semisal di rumah, AC 1 PK ada 10 unit, berarti jika AC hidup semua di rumah tentunya butuh listrik kira-kira 10.000 watt, kalau ada rumah yang listriknya 10.000 watt, kalau setiap hari tidak menghidupkan semua AC-nya, supaya sanggup untuk mengecas AC.

Sebagai informasi tambahan, bahwa daya 3.600 watt itu merupakan batas standar daya rumah, dan hanya mempengaruhi di awal pengisian. Karena seiring pengisian, pengecasan akan lebih rendah dan konstan di angka 2.000 watt.

Nadine Chandrawinata bersama Mitsubishi Outlander PHEV

Budi turut menyarankan, agar calon pemilik Outlander PHEV, sebaiknya menambah daya minimal 3.600 watt ditempat tinggalnya.

“Nanti pihak konsultan untuk pasang instalasi charging-nya akan bantu konsul juga. Termasuk mengukur grounding listrik di rumah bagus atau nggak. Karena daya besar butuh grounding yang bagus,” jelasnya.

Mitsubishi Outlander PHEV sendiri dilengkapi dengan kapasitas baterai sebesar 13,8 kWh. Sedangkan jika dikalkulasikan secara sederhana, apabila 1 kWh bernilai Rp 1.500-an, maka biaya yang dikeluarkan pemilik untuk mengisi daya baterai hingga penuh bisa mencapai Rp 20.700-an.

Sementara untuk sumber daya listrik dalam keadaan darurat, mobil memiliki batasan energi sebesar 1.500 watt yang dapat dialirkan. Sehingga mampu mengaktifkan beberapa perangkat elektronik.

AUTHOR
author-image