Salah satu hal penting yang perlu dipahami ketika berkendara di jalan raya ialah menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. Tujuannya, apalagi agar tak terjadi tabrakan. Untuk itu, kali ini kita akan melihat cara jaga jarak aman berkendara mobil yang dapat dijadikan pedoman saat terjun ke jalan raya. Tak jarang kita mendengar kasus kecelakaan yang terjadi dengan melibatkan sejumlah kendaraan. Penyebab paling umum untuk kasus seperti ini ialah mobil melaju terlalu dekat dengan mobil lainnya. Sehingga, tak waktu dan ruang yang cukup menghindari benturan. Kasus seperti ini sebenarnya mungkin saja dihindari jika sebelumnya salah satu mobil menjaga jarak. Untuk melakukannya, ada dua istilah yang perlu dipahami pemilik mobil, yaitu jarak minimal dan jarak aman.
Ilustrasi jarak minimal dan jarak aman berkendara. (Foto: Kemenhub Instagram)
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan lewat akun media sosialnya, jarak minimal ialah jarak paling dekat antara satu mobil dengan mobil lainnya. Jarak ini tidak boleh dilewati atau diisi kendaraan lain. Penting diingat bahwa jarak minimal belum tentu aman. Pemilik mobil mesti hati-hati apabila mobil di depannya melakukan pengereman mendadak. Tergantung kecepatan mobil, inilah jarak minimal antara satu mobil dengan mobil lainnya:
Sedangkan, jarak aman berkendara ialah jarak paling direkomendasikan. Terutama ketika berkendara di kondisi cuaca buruk, contohnya hujan. Alasannya, mobil membutuhkan jarak lebih jauh untuk bisa berhenti dengan sempurna ketika melakukan pengereman di jalan basah. Untuk melihat jarak aman yang direkomendasikan, Anda bisa simak daftarnya di bawah ini:
Teorinya jarak minimal dan jarak aman memang terlihat mudah. Namun, pada kenyataannya mungkin banyak pengendara mobil yang kesulitan menentukan jarak dengan kendaraan di depannya ketika sedang berada di balik kemudi. Alternatifnya ialah menjaga jarak aman berkendara dengan menggunakan pedoman hitungan detik. Dengan cara ini, ibaratnya Anda memberi interval tiga detik dengan mobil yang berada di depan. Untuk cara ini penerapannya sangat mudah. Anda bisa melakukannya dengan mencari benda statis yang berada di pinggir jalan sebagai patokan. Misalnya, rambu-rambu lalu lintas atau tiang listrik. Kemudian Anda mulai berhitung tiga detik (seribu satu, seribu dua, seribu tiga) ketika ban belakang mobil yang berada di depan melewati objek tersebut. Idealnya, Anda akan melewati objek yang sama pada hitungan detik ketiga. Jeda waktu tiga detik cukup bagi Anda untuk melakukan proses pengereman. Mulai dari mendeteksi ancaman di depan hingga memberi waktu bagi komponen pengereman mobil bekerja mengehentikan laju mobil. Namun, pada kondisi cuaca buruk, seperti hujan lebat sangat disarankan bagi Anda untuk menambah jeda waktu tersebut. Baca informasi menarik lainnya dari dunia otomotif hanya di blog caroline.id.
Jual Mobil di Jakarta Selatan? Di Sini Ditawar Harga Terbaik!
16 Sep 2025Inilah Tempat Jual Beli Mobil Bekas Terbaik di Cimahi! Cek Lokasi dan Rekomendasinya!
26 Agu 2025Inilah Tempat Jual Beli Mobil Bekas Terbaik di Karawang! Cek Rekomendasi Mobilnya!
26 Agu 2025Simak Rekomendasi Mobil di Tempat Jual Beli Mobil Bekas Terbaik di Jakarta Barat!
26 Agu 2025Ini Tempat Jual Beli Mobil Terbaik di Bekasi! Cek Rekomendasi Mobilnya!
26 Agu 2025Ini Tempat Jual Beli Mobil Terbaik di Jakarta Selatan!
26 Agu 2025Ikuti Kami
Terpopuler
Beli Mobil Bekas Dapat Uang Tunai 5 Juta? Cuma di September-Oktober 2025!
Promo | 16 Sep 2025Jual Mobil di Jakarta Selatan? Di Sini Ditawar Harga Terbaik!
Berita Terkini | 16 Sep 2025Ground Clearance Honda Mobilio dan Kelebihannya
Bedah Mobil | 15 Sep 2025Ground Clearance Suzuki Ignis Andal di Medan
Bedah Mobil | 15 Sep 2025Ground Clearance Toyota Agya Fakta Penting
Bedah Mobil | 13 Sep 2025Jual Beli Bergaransi!
Proses serba cepat dan transparan. Inspeksi cepat 30 menit dan gratis kemudian team kami akan memberikan penawaran harga sesuai hasil inspeksi. Jika sepakat jual, pembayaran akan langsung ditransfer ke rekening Anda kurang dari 1 jam.