logo caroline red
menu

Otomasi Robot untuk Industri Otomotif yang Kian Kompetitif

author-image
Caroline.id | 16 Agu 2019
Share
share-mobil
Detail Article

Industri otomotif Tanah Air terus mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahunnya yang rupanya berhasil menjadi magnet industri robot atau otomasi global. Terlebih dalam implementasi industri 4.0, industri otomotif membutuhkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien agar dapat memasarkan produk lebih cepat ke pasar.

Potensi itu pula yang mendorong Universal Robots (UR) selaku produsen robot terkemuka asal Denmark untuk turut bermain di pasar nasional. UR sendiri menyasar pabrikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia yang terus berevolusi dalam proses produksinya dengan memanfaatkan teknologi.

Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengakui pabrikan otomotif di Indonesia sudah mengadopsi teknologi robot atau otomasi. Beberapa bagian pekerjaan yang sudah menggunakan robot antara lain pengelasan (welding), painting, bodi, dan sebagainya.

“Industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot. Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan,” ujar Kukuh dalam diskusi pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) bertajuk "Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0" yang berlangsung di Jakarta, Kamis (15/8).

Menurut Kukuh, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 mencapai 1,76 persen atau setara Rp260,9 triliun. "Industri otomotif juga masuk kelompok 10 besar investasi asing langsung di Indonesia pada 2018 senilai US$ 1 miliar," bebernya.

Dari sisi penjualan, sejak 2012 hingga 2018, penjualan mobil di Indonesia berada di level satu jutaan unit. Pada tahun ini Gaikindo menakar penjualannya mencapai 1,1 juta unit.

Sementara Sakari Kuikka, General Manager Universal Robots, menambahkan bahwa potensi pasar Indonesia menjanjikan. Pasalnya, rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih rendah.

Industri Otomotif Indonesia

Rasionya, 5 robot per 10 ribu karyawan. Artinya 5 robot dioperasikan oleh 10 ribu karyawan. Sedangkan negara lain rasionya lebih tinggi, seperti Singapura yang memiliki rasio 658 robot per 10 ribu karyawan. Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10 ribu karyawan.

"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10 ribu karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10 ribu karyawan," ujarnya.

Universal Robots memiliki fasilitas produksi di Denmark dengan fasilitas reserch and developmnet (R&D) di Denmark dan Boston, Amerika Serikat.

Agus Thajajana, pengamat otomotif nasional menambahkan, beberapa pabrikan otomotif Indonesia memang sudah memanfaatkan teknologi robot, seperti Daihatsu, Toyota, dan Honda (mobil). Beberapa bagian yang sudah dikerjakan robot, antar lain pengecatan bodi mobil, pemasangan sealer kaca, pengelasan komponen bodi, pemasangan bagian mesin, dan sebagainya.

"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama, hanya bisa dikerjakan oleh robot," ujar Agus Thajajana yang juga menjadi komisaris di PT Inalum (Persero).

Lebih jauh Agus pun memaparkan, teknologi robot memiliki manfaat bagi pabrikan otomotif di Tanah Air, seperti produktivitas bertambah, efisiensi sumber daya, peningkatann efisien proses produksi, meningkatkan daya saing, time to market produk lebih cepat, dan meningkatkan profit karena lebih banyak mobil yang masuk ke pasar.

Baca informasi menarik lainnya dari dunia otomotif hanya di blog CAROLINE.id

AUTHOR
author-image